Cara Mengatasi Gejala Oversteer dan Understeer


Cara Mengatasi Gejala Oversteer dan Understeer – Di dalam dunia balap, terdapat satu ajang yang menuntut driver mampu mengendalikan oversteer sesuai keinginan untuk meraih poin penuh. Cabang tersebut dikenal dengan nama drifting atau ngepot. Beberapa tahun terakhir, cabang olahraga ini cukup tenar di Indonesia.

Biasanya para peserta menggunakan sedan berpenggerak roda belakang dengan spesifikasi mesin yang telah dirombak. Semakin besar tenaga dan traksi yang dapat diproduksi oleh mesin, maka semakin mudah mobil untuk bergerak menyamping di tikungan. Selain mesin, komponen penting lainnya adalah sasis harus kuat dan juga penggereman harus memadai.

Berikut beberapa informasi penting mengenai Cara Mengatasi Gejala Oversteer dan Understeer yang wajib Anda ketahui.

Cara Mengatasi Gejala Oversteer dan Understeer

Oversteer merupakan gejala dimana ban belakang mobil kehilangan daya cengkeram terhadap permukaan jalan. Akibatnya, bagian bokong mobil bergeser dengan sendirinya tanpa kekuasaan dari pengemudi.

Biasanya disebabkan oleh penggereman berlebihan sebelum memasuki sudut tikungan, sehingga beban mobil berpindah ke titik tumpu kedua roda depan dan traksi ban belakang menjadi berkurang drastis. Kemungkinan lain bisa saja disebabkan ketika Anda menghindari objek di depan secara dadakan dengan cara membanting setir. Jika Anda tidak mampu menguasai kendali, mobil akan bergeser lalu menabrak objek lain dari samping.

Baca juga:  Tips Hindari Beli Mobil Bekas Curian

Sebenarnya banyak cara untuk menghindari oversteer. Salah satunya adalah mengurangi kecepatan sebelum memasuki tikungan. Sebelum mengemudi ke luar kota, alangkah baiknya Anda mempelajari jalur yang akan dilalui melalui GPS.

Mengapa? Karena Anda dapat mengetahui seberapa banyak tikungan dan pastinya Anda dapat mengkondisikan mobil dengan jalur yang akan dilalui tersebut. Kasus tabrakan yang disebabkan oleh gejala oversteer juga cukup banyak. Biasanya terjadi pada mobil berpenggerak roda belakang dengan body tinggi seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Kijang Kapsul, Toyota Fortuner, Pajero Sport, dll.

Jika oversteer sudah terlanjur terjadi, jangan lakukan penggereman. Dan usahakan tangan tetap berada di lingkar kemudi. Lalu banting setir dengan sigap melawan arah oversteer. Tapi ingat, jangan berlebihan. Untuk mobil berpenggerak roda bekang, kurangi tekanan pada pedal gas, sedangkan untuk mobil berpenggerak roda depan, tekan pedal gas secukupnya untuk menambah traksi ban. Pastikan arah mata berada ke titik yang hendak dituju. Lalu siapkan diri Anda untuk mengembalikan setir ke posisi normal.

Baca juga:  5 Kelebihan dan Kekurangan Ban Hankook dan Harga

Selanjutnya understeer. Understeer pada dasarnya merupakan kejadian dimana Anda memutar roda kemudi, tetapi mobil bergerak lurus, atau tidak menikung seperti yang Anda inginkan. Gejala ini seringkali timbul karena kurangnya traksi yang ada di bagian depan mobil. Selip yang terjadi biasanya disebabkan oleh ban depan botak. Ban depan botak tidak mampu memberikan daya cengkeram maksimal terhadap permukaan aspal khususnya ketika hujan. Sehingga mobil akan keluar jalur dan menyebabkan kepanikan bagi pengemudi.

Kasus kecelakaan yang terjadi karena understeer juga sangat banyak. Biasanya menimpa mobil yang melewati turunan curam di musim hujan. Cara mengatasi understeer adalah memperlambat laju mobil dengan mempraktikkan engine brake yang diimbangi oleh penggereman di bagian depan, hingga daya cengkeram kembali normal.

Cara lainnya adalah dengan mengaplikasikan rem belakang, yaitu dengan menarik tuas rem tangan secara perlahan. Jangan menarik secara sembarangan, karena mobil akan terbalik. Usahakan juga untuk tidak membalas arah setir, karena mobil juga dapat mengalami gejala oversteer di atas.

Baca juga:  9 Kelebihan dan Kekurangan Ban Mizzle dan Harga 2024

Demikian beberapa informasi penting mengenai Cara Mengatasi Gejala Oversteer dan Understeer yang wajib Anda ketahui. Baca juga :

Rekomendasi Sedan Bekas untuk Drifting