Tips dan Cara Bangun Mobil Drift


Tips dan Cara Bangun Mobil Drift Drift, salah satu cabang olahraga balap mobil ini memang belum terlalu populer di Indonesia, karena pamornya masih kalah jika dibandingkan drag racing. Hal ini dikarenakan membangun sebuah mobil drift bukanlah hal yang mudah, berbeda dengan drag racing yang hanya menuntut Anda mengupgrade beberapa komponen mesin. Bahkan mobil harian pun masih dapat dipergunakan untuk ajang ini. Namun untuk ajang drifting, sangat banyak yang harus dipersiapkan sebelumnya, turbo atau supercharger plus intercooler, komponen kaki-kaki, sasis hingga pergantian mesin (swap engine), selain itu. dana yang harus Anda kucurkan juga sangatlah banyak. Namun hal ini bukanlah masalah jika Anda memulainya dengan pembiayaan penuh dari sponsor, baik itu sponsor dari pemegang merk ban ternama ataupun part racing.

Tanpa menguraikannya panjang lebar, beberapa cara yang dilakukan oleh kebanyakan drifter pemula antara lain:

Syarat Utama Bangun Mobil Drift

Horsepower dan Torsi besar

Semakin besar tenaga dan torsi mobil, maka kemungkinan ban belakang untuk berputar cepat akan lebih besar. Karena itu, jika tenaga mobil Anda masih pas-pasan, alangkah baiknya untuk fokus build mesin terlebih dahulu. Setidaknya memiliki selisih 100 Hp dan 150 Nm dari mesin standar bawaan mobil. Langkah kebanyakan orang adalah melakukan swap mesin dengan mesin copotan yang lebih bertenaga terutama merk Toyota karena part aftermarket sangat melimpah dan membutuhkan budget yang lebih rendah dibandingkan mesin mobil lain. Untuk itu, Anda dapat membaca beberapa referensi pada Pilihan Mesin Toyota Legendaris.

Baca juga:  5 Cara Merawat Mobil agar Bertahan Lama

Bermesin depan (Front Engined)

Berat mobil berlebih pada bagian depan maka akan menambah grip lebih banyak yang akan membantu pengontrolan drift. Hal ini juga akan mencegah mobil berputar sepenuhnya berputar (spinning). Dengan berkurangnya bobot mobil pada bagian belakang berarti mobil akan lebih mudah untuk berputar.

Berpenggerak roda belakang (Rear Wheel Drive)

Untuk alasan yang jelas, mobil dengan berpenggerak roda belakang “lebih mudah” dikontrol ketika menikung. Walaupun bisa dilakukan dengan mobil berpenggerak depan dan belakang (AWD) di kondisi yang tepat, tapi untuk beberapa alasan, mobil AWD kurang cocok untuk digunakan pada drift, kecuali untuk ajang reli. Sementara untuk mobil berpenggerak depan hanya mungkin melakukan sideway atau powerslide. Karena ban depan tidak mungkin bisa bekerja untuk berputar dan mengarahkan mobil dalam waktu bersamaan terlebih ketika kecepatan tinggi. Itulah sebabnya mengapa mobil berpenggerak depan banyak digunakan untuk slalom saja.

Tips dan Cara Bangun Mobil Drift ala Drifter Pemula

Per Belakang Kaku (Stiff Rear Springs)

Perlu diingat, tujuan utama drifting adalah oversteer. Suspensi belakang yang kaku akan meningkatkan sudut slip khususnya pada bagian bawah di belakang mobil ketika menikung, dan ini akan membuat kendali mobil menjadi oversteer. Dengan suspensi belakang yang kaku plus anti-roll bar, maka body roll akan diminimalisir sehingga geometri suspensi dapat mempertahankan arah mobil agar tetap melaju.

Komponen ban yang keras (Hard Tyre Compounds)

Ban belakang dengan komponen yang keras sekali lagi memungkinkan untuk slip pada sudut belakang untuk melebihi slip pada sudut depan. Ban bagian depan akan mempertahankan grip untuk kontrol, sedangkan ban belakang akan berputar.

Tekanan tinggi untuk ban belakang (High Rear Tyre Inflation Pressures)

Untuk membuat ban belakang mudah untuk berputar maka tekanan ban belakang harus tinggi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi grip pada ban belakang. Semakin tinggi tekanan berarti ban lebih mudah untuk berputar.

Baca juga:  Bridgestone Techno vs Ecopia, Siapa yang Unggul?

Tips dan Cara Bangun Mobil Drift ala Drifter Profesional

Beberapa cara di atas memang akan membuat bagian depan mobil mudah untuk dikontrol sementara membuat bagian belakang mobil menginduksi oversteer dengan lebih mudah. Sayangnya, semua hal tersebut akan mengurangi grip pada bagian belakang dan akan menjadi momok bagi drifter profesional. Oleh karena itu, mobil akan menjadi lambat dan penanganannya akan menjadi buruk ketika melewati setiap tikungan tajam terutama pada kecepatan tinggi. Kecuali mesin mobil Anda masih standar dan hanya cocok belajar drifting saja. Dikutip dari situs Carthrottle, beberapa langkah yang dilakukan oleh drifter profesional antara lain:

Per lembut pada bagian belakang (Soft Rear Springs)

Semakin lembut suspensi belakang secara mekanis akan menambah grip. Tujuannya adalah untuk membuat ban lengket sebanyak mungkin. Mengapa? Karena dengan grip berlebih, mobil dapat melakukan drift pada kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini tidak sepenuhnya intuitif pada awalnya, tapi itu dirasa cukup baik bahkan ketika mobil digunakan untuk drift ketika musim hujan. Tidak ada traksi sehingga driver memiliki sedikit kontrol atas perilaku mobil.

Ban lebar, lembut dan lengket (Wide, Soft, Sticky Tyres)

Sama seperti semua cabang motorsport, semua yang diinginkan driver adalah grip. Ban lengket dan lebar mungkin adalah bagian terbesar dari persamaan ini. Grip adalah kunci, semakin tinggi grip maka kontrol pengemudi di sudut-sudut tikungan tajam akan menjadi lebih mudah. Tapi beberapa diantaranya dibatasi pada ajang Formula Drift, karena seringkali ini ditentukan oleh sponsor.

Tekanan ban belakang yang sangat rendah (Super Low Rear Tyre Pressures)

Dengan tekanan ban belakang yang rendah di sekitaran 15 psi, maka ketika ban menjadi panas saat bergesekan dengan aspal skibatnya ban akan lebih mudah untuk berputar (spinning).

Tentu saja, ada cara “lebih” untuk membuat mobil menjadi mudah dikendalikan, selain dari sekedar ban dan suspensi seperti yang telah disebutkan sebelumnya di atas, antara lain:

Baca juga:  9 Kelebihan dan Kekurangan Ban Aspira dan Harga 2024

Perombakan Suspensi (Suspension Tuning)

Poin ini dapat dimulai dengan menggunakan suspesnsi yang lembut plus peredam dan roll bar yang lebar. Keduanya disesuaikan, beberapa perubahan nantinya akan dilakukan tergantung kondisi. Bar dan suspensi akan mengoreksi seberapa banyak gejala body roll yang didapatkan. Sementara peredam akan mengoreksi seberaja lama body mobil bergerak lebih jauh.

Sudut kemudi (Steering Angle)

Sudut ban sangat berperan besar dalam dinamika drifting. Anda benar-benar dapat mengontrol kecepatan mobil melalui sudut kemudi serta rem. Semakin banyak sisi yang dilewati mobil, semakin lama waktu mobil untuk melambat. Sehingga disini  Anda akan membutuhkan lebih banyak sudut kemudi untuk dapat mengimbanginya. Tentu setiap keseimbangan mobil akan berbeda-beda, tetapi memiliki kemampuan sudut kemudi yang sangat besar akan memungkinkan untuk terjadinya koreksi kecil saat mobil dikemudikan. Beberapa tim drifter profesional memutar bannya sebesar 80-85 derajat pada sudut kemudi. Sekali lagi, di sudut-sudut ini akan membuat koreksi ketika melakukan tandem, namun imbas dari pelebaran sudut kemudi adalah akan memperlambat mobil secara signifikan.

Aerodinamika (?)

Meskipun beberapa tim melakukan menggunakan bit aerodinamis untuk meningkatkan kecepatan kendaraan mereka, namun juga ada yang tidak mempedulikannya, dikarenakan oleh dua alasan. Pertama, umumnya mobil melaju pada kecepatan yang cukup rendah sehingga aerodinamis tidak diperlukan. Kedua, ketika mobil melaju pada sudut tikungan, aerodinamika akan aktif secara sendirinya untuk mengambil keuntungan dari udara ketika mendekati tikungan, sehingga manfaat dari sayap belakang tidak terlalu besar.

Itulah beberapa Tips dan Cara Bangun Mobil Drift yang telah saya kutip dari berbagai sumber terpercaya. Semoga membantu, baca juga beberapa tips mobil lainnya.